Rabu, 09 November 2011

kebudayaan suku sunda - tugas ilmu budaya dasar

KEBUDAYAAN SUKU SUNDA
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki
keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan
di dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak
dapat kita pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang
menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula
sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar
kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat.
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat
pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian
mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah
satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku
Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan
kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari
segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan
bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan-
kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

1. SISTEM KEPERCAYAAN
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak
beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada
yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme dan
mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk
memelihara keseimbangan alam semesta.
Keseimbangan magic dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan
keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong).
Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung,
salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang
Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara
kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan
untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.

2. MATA PENCAHARIAN
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau
hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama
adalah hal meningkatkan taraf hidup. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat
disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah
pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.

3. KESENIAN
KIRAB HELARAN
Kirap helaran atau yang disebut SISINGAAN adalah suatu jenis kesenian tradisional atau
seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran.
Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;
menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-
hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan
di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota
Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasanperkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh
kelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan,
gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor.


SENI TARI JAIPONGAN
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau
Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan
modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi, dsb.
Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari
Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar
paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang,
berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.


TARI MERAK
TARI TOPENG
SENI MUSIK DAN SUARA
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan
Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada
dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden.
Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada
dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu
musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan
Es Lilin
Manuk Dadali
Tokecang
Warung Pojok

WAYANG GOLEK
Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya', maka tanah Sunda terkenal dengan
kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang
terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang
disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara
manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung
lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam
hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga pukul 04.00
pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan
(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari
India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil
nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan
pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.
Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan
peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang
Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

ALAT MUSIK
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah
dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk
pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang
dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya
angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional
KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya
diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau
diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di
masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi
murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini
banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
SENI BANGRENG
Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni "Terbang" dan "Ronggeng". Seni terbang
itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam rebana
tetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua orang
penabu gendang besar dan kecil.
RENGKONG
Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur
masyarakat Sunda. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi sampai dengan menuainya.
KUDA RENGGONG
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.

KECAPI SULING
Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunan
Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh
mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.
Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru
Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.

4. SISTEM KEKERABATAN
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak
ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala
keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat
mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku
Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan
hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung,
ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau
janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang
berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak
saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak
langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak
adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah
(salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan
silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
BAHASA
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah bahasa
yang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai
alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sunda
merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku
Sunda yang merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa
dibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. Pemerintah
Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi
warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Visi
Pemerintah Jawa Barat, yakni "Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai Provinsi
Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010" merupakan
kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruh
warga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan
fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya.
Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara
hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak
akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan
karakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa Barat yang
mayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secara
sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakui
memiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitan
ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap
rencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna sehat
jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama. Bener
yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan. Singer
artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan pendidikan
berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatan
social cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peran
aktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang
digulirkan pemerintah
5. ADAT ISTIADAT UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya dapat dilihat berikut ini.
Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat
mempersunting seorang gadis.
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai
seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang
komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak
mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan
kemantapan dan keabadian.
Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna
pelangi atau polos kepada si gadis.
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang,
pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan
dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
Dipimpin pengeuyeuk.
Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada
kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang
disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan
dibina masih bersih dan belum ternoda.
Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar
keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi
satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu
yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan
kepada saudara dan handai taulan.
Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan
disayang keluarga.
Upacara Prosesi Pernikahan
Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga
melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon
pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah.
Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri
pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan
yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani
surat nikah.
Sungkeman,
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin
dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram
pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya
dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun
bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu
dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan .

kebudayaan suku sunda - tugas ilmu budaya dasar

KEBUDAYAAN SUKU SUNDA
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki
keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan
di dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak
dapat kita pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang
menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula
sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar
kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat.
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat
pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian
mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah
satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku
Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan
kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari
segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan
bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan-
kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

1. SISTEM KEPERCAYAAN
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak
beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada
yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme dan
mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk
memelihara keseimbangan alam semesta.
Keseimbangan magic dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan
keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong).
Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung,
salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang
Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara
kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan
untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.

2. MATA PENCAHARIAN
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau
hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama
adalah hal meningkatkan taraf hidup. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat
disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah
pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.

3. KESENIAN
KIRAB HELARAN
Kirap helaran atau yang disebut SISINGAAN adalah suatu jenis kesenian tradisional atau
seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran.
Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;
menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-
hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan
di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota
Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasanperkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh
kelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan,
gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor.


SENI TARI JAIPONGAN
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau
Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan
modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi, dsb.
Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari
Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar
paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang,
berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.


TARI MERAK
TARI TOPENG
SENI MUSIK DAN SUARA
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan
Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada
dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden.
Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada
dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu
musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan
Es Lilin
Manuk Dadali
Tokecang
Warung Pojok

WAYANG GOLEK
Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya', maka tanah Sunda terkenal dengan
kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang
terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang
disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara
manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung
lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam
hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga pukul 04.00
pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan
(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari
India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil
nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan
pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.
Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan
peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang
Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

ALAT MUSIK
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah
dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk
pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang
dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya
angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional
KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya
diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau
diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di
masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi
murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini
banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
SENI BANGRENG
Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni "Terbang" dan "Ronggeng". Seni terbang
itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam rebana
tetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua orang
penabu gendang besar dan kecil.
RENGKONG
Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur
masyarakat Sunda. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi sampai dengan menuainya.
KUDA RENGGONG
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.

KECAPI SULING
Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunan
Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh
mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.
Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru
Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.

4. SISTEM KEKERABATAN
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak
ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala
keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat
mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku
Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan
hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung,
ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau
janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang
berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak
saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak
langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak
adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah
(salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan
silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
BAHASA
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah bahasa
yang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai
alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sunda
merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku
Sunda yang merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa
dibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. Pemerintah
Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi
warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Visi
Pemerintah Jawa Barat, yakni "Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai Provinsi
Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010" merupakan
kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruh
warga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan
fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya.
Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara
hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak
akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan
karakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa Barat yang
mayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secara
sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakui
memiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitan
ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap
rencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna sehat
jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama. Bener
yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan. Singer
artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan pendidikan
berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatan
social cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peran
aktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang
digulirkan pemerintah
5. ADAT ISTIADAT UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya dapat dilihat berikut ini.
Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat
mempersunting seorang gadis.
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai
seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang
komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak
mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan
kemantapan dan keabadian.
Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna
pelangi atau polos kepada si gadis.
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang,
pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan
dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
Dipimpin pengeuyeuk.
Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada
kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang
disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan
dibina masih bersih dan belum ternoda.
Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar
keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi
satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu
yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan
kepada saudara dan handai taulan.
Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan
disayang keluarga.
Upacara Prosesi Pernikahan
Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga
melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon
pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah.
Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri
pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan
yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani
surat nikah.
Sungkeman,
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin
dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram
pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya
dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun
bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu
dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan .

kebudayaan suku sunda - tugas ilmu budaya dasar

KEBUDAYAAN SUKU SUNDA
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki
keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan
di dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak
dapat kita pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang
menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula
sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar
kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat.
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat
pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian
mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah
satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku
Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan
kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari
segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan
bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan-
kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

1. SISTEM KEPERCAYAAN
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak
beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada
yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme dan
mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk
memelihara keseimbangan alam semesta.
Keseimbangan magic dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan
keseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong).
Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung,
salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang
Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara
kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan
untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.

2. MATA PENCAHARIAN
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau
hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama
adalah hal meningkatkan taraf hidup. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat
disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah
pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.

3. KESENIAN
KIRAB HELARAN
Kirap helaran atau yang disebut SISINGAAN adalah suatu jenis kesenian tradisional atau
seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran.
Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;
menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-
hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan
di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota
Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasanperkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh
kelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan,
gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor.


SENI TARI JAIPONGAN
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau
Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan
modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi, dsb.
Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari
Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar
paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang,
berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.


TARI MERAK
TARI TOPENG
SENI MUSIK DAN SUARA
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan
Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada
dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden.
Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada
dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu
musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan
Es Lilin
Manuk Dadali
Tokecang
Warung Pojok

WAYANG GOLEK
Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya', maka tanah Sunda terkenal dengan
kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang
terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang
disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara
manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung
lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam
hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga pukul 04.00
pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan
(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari
India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil
nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan
pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.
Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan
peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang
Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

ALAT MUSIK
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah
dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk
pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang
dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya
angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional
KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya
diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau
diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di
masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi
murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini
banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
SENI BANGRENG
Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni "Terbang" dan "Ronggeng". Seni terbang
itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam rebana
tetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua orang
penabu gendang besar dan kecil.
RENGKONG
Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur
masyarakat Sunda. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padi sampai dengan menuainya.
KUDA RENGGONG
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.

KECAPI SULING
Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunan
Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh
mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.
Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru
Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.

4. SISTEM KEKERABATAN
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak
ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala
keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat
mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku
Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan
hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung,
ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau
janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang
berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak
saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak
langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak
adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah
(salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan
silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
BAHASA
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah bahasa
yang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai
alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sunda
merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku
Sunda yang merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa
dibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. Pemerintah
Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi
warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Visi
Pemerintah Jawa Barat, yakni "Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai Provinsi
Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010" merupakan
kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruh
warga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan
fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya.
Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara
hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak
akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan
karakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa Barat yang
mayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secara
sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakui
memiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitan
ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap
rencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna sehat
jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama. Bener
yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan. Singer
artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan pendidikan
berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatan
social cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peran
aktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang
digulirkan pemerintah
5. ADAT ISTIADAT UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya dapat dilihat berikut ini.
Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat
mempersunting seorang gadis.
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai
seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang
komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak
mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan
kemantapan dan keabadian.
Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna
pelangi atau polos kepada si gadis.
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang,
pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan
dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
Dipimpin pengeuyeuk.
Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada
kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang
disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan
dibina masih bersih dan belum ternoda.
Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar
keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi
satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu
yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan
kepada saudara dan handai taulan.
Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan
disayang keluarga.
Upacara Prosesi Pernikahan
Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga
melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon
pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah.
Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri
pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan
yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani
surat nikah.
Sungkeman,
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin
dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram
pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya
dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun
bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu
dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan .

gado-gado - tugas ilmu budaya dasar

GADO GADO



Gado-gado adalah salah satu makanan yang berasal dari Idonesia yang berupa sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu kacang atau saus kacang tanah yang dihaluskan diserai irisan telur. Cara membuatnya sangat mudah dan praktis, bahan-bahannya pun sangat mudah didapatkan. Kita cobain yukz, berikut ini resepnya....


Bahan Resep Gado-Gado:
  • 50 gram kacang panjang, potong 4 cm, rebus
  • 50 gram kol, potong kasar, rebus
  • 150 gram kangkung/bayam
  • 50 gram taoge
  • 1 buah tempe, potong memanjang, goreng
  • 1 buah tahu, potong kotak-kotak, goreng
  • 1 buah kentang, potong kotak-kotak, rebus
  • 1 butir telur ayam rebus, potong menjadi 6 bagian

Saus Kacang Resep Gado-Gado:
  • 30 gram kacang tanah, goreng
  • 3 buah cabai merah, potong-potong dan tumis
  • 250 ml santan
  • 1/2 sdm bawang putih goreng
  • 1 sdm bawang merah goreng
  • 1/2 sdm air asam jawa
  • 1/2 sdm gula merah sisir
  • 1/2 sdt terasi
  • 1 lembar daun salam
  • Garam secukupnya
Cara Membuat Resep Gado-Gado:
  1. Cara Membuat Saus Kacang: Haluskan kacang goreng, bawang merah, bawang putih dan terasi.
  2. Tambahkan cabai merah, haluskan.
  3. Masukkan bumbu halus dalam panci.
  4. Tambahkan bahan bumbu yang lain. 
  5. Rebus bumbu sambil diaduk hingga mendidih dan berminyak. Angkat.
  6. Atur sayur, tahu, tempe, kentang dan telur dalam piring saji.