Selasa, 03 Januari 2012

Tugas Ilmu Budaya Dasar (softskill) - Suku Komering (Sumatera Selatan)

SUKU KOMERING
Sumatera Selatan
Letak
:
Sumatera Selatan
Populasi
:
800.000 jiwa
Bahasa
:
Komering
Sebagian besar suku ini tinggal di bagian tenggara P. Sumatera. Nama Komering berasal dari sungai Komering karena kehidupan mereka sangat bergantung pada sungai itu. Suku Komering terbagi atas dua kelompok besar : Komering Ilir yang tinggal di sekitar Kayu Agung dan Komering Ulu yang tinggal di sekitar kota Baturaja. Bahasa mereka disebut bahasa Komering.
DALAM SOSIAL BUDAYA
Mata pencaharian mereka pada umumnya adalah bertani dan berdagang. Mereka cenderung menanam padi dan kopi, karena tanah dimana mereka tinggal umumnya berpaya-paya dan merupakan tanah datar yang cocok untuk penanaman padi. Karet dan kayu gelondongan juga penting untuk perekonomian mereka. Kehidupan mereka cukup keras dan pendapatan mereka rendah banyak anak-anak harus meninggalkan sekolah mereka supaya bisa bekerja dan membantu menambah penghasilan keluarga.
Sebagian besar rumah orang Komering terletak di sepanjang sungai Komering dan terletak di atas tiang yang tinggi untuk menghindari banjir pada waktu air sungai meluap. Rumah mereka hanya boleh terdiri dari satu kamar tidur dan satu ruang keluarga yang besar. Lantai dan dinding terbuat dari kayu atau bambu yang diratakan. Atap rumah adalah genteng yang terbuat dari tanah liat atau atap lalang terbuat dari semacam daun palem.
Struktur keluarga mereka : suami sebagai kepala rumah tangga dan boleh lebih dari satu istri, walaupun tidak umum terjadi disebabkan oleh biaya yang harus ditanggung. Istri adalah pengurus rumah bersama-sama dengan anak-anaknya. Banyak kaum wanita terlihat juga ikut bekerja keras di ladang dan membawa barang-barang berat di atas kepala mereka.
KEPERCAYAAN
Di samping ajaran agama Islam yang berpengaruh kuat pada kebudayaan mereka , suku Komering juga memiliki kepercayaan yang kuat pada tahayul dan roh-roh. Dukun-dukun sering dipanggil untuk menyembuhkan orang sakit atau untuk mengusir setan. Karena ketakutan mereka akan roh-roh jahat , mereka hidup sangat jujur. Kebutuhan fisik orang Komering masih banyak, sebab sepertiga dari orang Komering hidupnya masih tergolong miskin dan membutuhkan perawatan kesehatan dan air bersih. Rumah mereka kebanyakan rusak dan sangat sedikit kesempatan bagi anak-anak orang Komering untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Untuk anak-anak suku ini menurut saya harus mendapatkan pelajaran agar menjadi lebih maju , karena anak-anak suku ini pada dasarnya harus rela berhenti sekolah demi membantu ekerjaan orang tuanya , untuk itu sangat perlu untuk membantu pengajaran pada anak suku ini. Karena suku ini berpencaharian di dunia bertani dan berdagang maka dari itu saya akan mengajarkan cara bertani dan berdagang yang baik kepada mereka , sebab menurut saya karena kebiasaan mereka bertani dan berdagang saya tidak mungkin misalnya mengajarkan ilmu matematika kepada suku anak ini karena pasti itu sangat awam bagi mereka , oleh karena itu karena kebiasaan mereka juga berasal dari bertani dan berdagang saya akan memberi pengetahuan kepada mereka tentang bertani dan berdagang. Mungkin dalam bertani saya akan memberi arahan cara-cara bercocok tanam yang baik agar mendapatkan hasil panen yang banyak , misalnya cara memberi pupuk pada tanaman. Dan saya akan memberi pengetahuan tentang alat-alat untuk bertani , walaupun disana mungkin tidak ada alat yang canggih dan modern setidaknya dengan pengetahuan yang saya berikan mereka akan tahu. Dalam hal bertani saya akan memperkenalkan traktor , cangkul , arit dan sebagainya. Saya akan menjelaskan semua alat pertanian satu persatu kepada mereka. Dalam berdagang saya mungkin akan memberi sedikit pengetahuan tentang cara berdagang yang baik , memberi tahu pengertian untuk mendapatkan laba dan rugi dalam berdagang , ya setidaknya mereka tahu sedikit banyak pengetahuan yang saya berikan sebab menurut saya di dalam suku mereka tidak terlalu awam tentang bertani dan berdagang sebab memang itulah pekerjaan dan mata pencaharian mereka.

1 komentar:

  1. jhonyyan mengatakan:
    7 Agustus 2012 pada 9:06 pm

    mengapa masyarakat lampung asli/pribumi juga jolma komoring yang notebene nya adalah bagian dari suku lampung,merasa kan anggapan bersaudara dengan suku batak dan suku bugis karena ada dalam tambo lama di sebutkan persaudaraan tsb,yakni sang bebatak menurunkan suku batak,sang bebugis menurunkan suku bugis dan lapong menurunkan suku lampung jadi wajar jika jolma komoring,ranau,kayu agung,sama halnya dengan yang berlaku umum di masyarakat lampung pribumi memahami hal tsb krn komering adalah sub bagian dari suku lampung yakni keturunan lapung yang di sebutkan dalam tambo lama.
    Balas

    BalasHapus